Do’a Untuk Ibunda
Buah Karya : A.Mochammad El-Qurtuby
Disudut keheningan malam
Saat hujan air mata mengguyur rumah duka
Saat itu pula kurasakan luluhnya perasaan
Di saat engkau tutup matamu dengan senyuman
Mengingatkanku akan besarnya jasamu
Wahai bundaku…!
Kini kau terkujur kaku,…terbungkus kafan
Kupandang wajahmu untuk yang terakhir kali
Dan terbayanglah semua belaian kasihmu
Ibundaku…!
Mutiara kasihmu sungguh tak bertepi
Wahai Ibunda…….!
Saat keranda mengusungmu, menuju rumah bawah tanah
Saat itu pula do’a mengiringi langkahmu
Dari buah hatimu yang tercinta
Ya…Alloh…...!
Terangilah kegelapan itu…luaskanlah rumah bawah tanah itu
Jadikanlah pintu itu sebagai gerbang taman surgamu
Aku hanya bisa mengantarmu sampai di sini
Wahai Ibundaku…………..!
Langkah langkah kecilku..lembayan tanganku..isak tangisku
Mengantarkan kepergianmu
Kini engkau telah tiada, namun jasamu tetap menggema…!
Selamat jalan Ibunda…! Selamat jalan Ibunda………….!
Semoga kedamaian menyertaimu
Oh……Bundaku
Product 14 Mei 2008
“ PUDARNYA SANG MUJAHID “
Oleh : A.Mochammad El-Qurtuby
Gentarnya medan perang dengan senjata ditangan
Tameng pun kian ikut berperan
Dengan strategi yang penuh kekuatan
Siap bertempur di Medan perang
Wahai sang Mujahid….!
Kini kau pudarkan niat muliamu
Apakah hanya karena sesuatu?
Atau karena namamu tak dikenal orang?
Mengapa kau pudarkan semangatmu?
Sementara pertempuran belum selesai
Dan musuh pun siap menerkam
Wahai sang Mujahid…!
Apakah kau telah lupa akan perintah yang mulia?
Lihatlah saudara-saudaramu dibantai..!
Anak-anak yang tak berdosa ikut menjadi korban
Jerit dan tangis pun kian mengharukan
Dengan darah, keringat dan nyawa mereka pertaruhkan
Hanya untukmu sang Mujahid
Bendera kemenangan itu hanya suatu impian
Yang kau hancurkan
Harapan dan penantian mereka kau balas dengan air mata penyesalan
Karena kau tak bisa diandalkan
Wahai sang Mujahid…!
Jika kau pudarkan niatmu,
Hujan peluru siap membanjirimu
Hingga kau pun lenyap sebagai pecundang
Bukan sebagai Mujahid yang dikenal orang
Product PHBI 1430
04 Januari 09
Buah Karya : A.Mochammad El-Qurtuby
Disudut keheningan malam
Saat hujan air mata mengguyur rumah duka
Saat itu pula kurasakan luluhnya perasaan
Di saat engkau tutup matamu dengan senyuman
Mengingatkanku akan besarnya jasamu
Wahai bundaku…!
Kini kau terkujur kaku,…terbungkus kafan
Kupandang wajahmu untuk yang terakhir kali
Dan terbayanglah semua belaian kasihmu
Ibundaku…!
Mutiara kasihmu sungguh tak bertepi
Wahai Ibunda…….!
Saat keranda mengusungmu, menuju rumah bawah tanah
Saat itu pula do’a mengiringi langkahmu
Dari buah hatimu yang tercinta
Ya…Alloh…...!
Terangilah kegelapan itu…luaskanlah rumah bawah tanah itu
Jadikanlah pintu itu sebagai gerbang taman surgamu
Aku hanya bisa mengantarmu sampai di sini
Wahai Ibundaku…………..!
Langkah langkah kecilku..lembayan tanganku..isak tangisku
Mengantarkan kepergianmu
Kini engkau telah tiada, namun jasamu tetap menggema…!
Selamat jalan Ibunda…! Selamat jalan Ibunda………….!
Semoga kedamaian menyertaimu
Oh……Bundaku
Product 14 Mei 2008
“ PUDARNYA SANG MUJAHID “
Oleh : A.Mochammad El-Qurtuby
Gentarnya medan perang dengan senjata ditangan
Tameng pun kian ikut berperan
Dengan strategi yang penuh kekuatan
Siap bertempur di Medan perang
Wahai sang Mujahid….!
Kini kau pudarkan niat muliamu
Apakah hanya karena sesuatu?
Atau karena namamu tak dikenal orang?
Mengapa kau pudarkan semangatmu?
Sementara pertempuran belum selesai
Dan musuh pun siap menerkam
Wahai sang Mujahid…!
Apakah kau telah lupa akan perintah yang mulia?
Lihatlah saudara-saudaramu dibantai..!
Anak-anak yang tak berdosa ikut menjadi korban
Jerit dan tangis pun kian mengharukan
Dengan darah, keringat dan nyawa mereka pertaruhkan
Hanya untukmu sang Mujahid
Bendera kemenangan itu hanya suatu impian
Yang kau hancurkan
Harapan dan penantian mereka kau balas dengan air mata penyesalan
Karena kau tak bisa diandalkan
Wahai sang Mujahid…!
Jika kau pudarkan niatmu,
Hujan peluru siap membanjirimu
Hingga kau pun lenyap sebagai pecundang
Bukan sebagai Mujahid yang dikenal orang
Product PHBI 1430
04 Januari 09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar